balloon_head
balloon_head
balloon_head
balloon_head

ban kapten one love artinya ☑ love me again

ban kapten one love artinya

Sejarah Ban Kapten One Love yang Terlarang di Piala Dunia 2022, Dari Pelarangan hingga Kontroversi Piala Dunia 2022 yang akan diselenggarakan di Qatar telah menjadi sorotan seputar pelarangan tim peserta untuk memakai ban kapten pelangi bertuliskan "One Love" sebagai simbol gerakan inklusi LGBTQ+ di negara tuan rumah yang masih mempertanyakan legalitas homoseksualitas. Kapten dari tujuh tim Eropa awalnya berencana untuk memakai ban lengan pelangi selama turnamen tersebut. Namun, FIFA melarang penggunaan slogan atau pesan yang berbau politik dalam seragam atau perlengkapan. Muncul dugaan bahwa ban tersebut mewakili pesan kampanye untuk LGBTQ+. Motif warna ban yang mirip dengan pelangi menjadi penyebabnya. Baru-baru ini, kapten timnas Inggris, Harry Kane, bersedia menanggung denda atas penggunaan ban kapten One Love. Hal itu karena adanya ancaman sanksi bagi setiap pemain yang mengenakan ban lengan OneLove selama pertandingan. Ban lengan tersebut menampilkan garis hati bergaris dalam berbagai warna dan dimaksudkan untuk dikenakan oleh kapten dari Inggris, Belanda, Belgia, Denmark, Jerman, Swiss, dan Wales di Piala Dunia. Namun, akhirnya Inggris dan enam negara lainnya memutuskan untuk mengikuti aturan FIFA yang melarang penggunaan ban kapten pelangi. Meski terdapat pernyataan bersama dari tujuh negara yang ingin menampilkan simbol-simbol gerakan inklusi LGBTQ+ selama turnamen, FIFA tegas memberikan ancaman berupa denda dan kartu kuning kepada setiap pemain yang nekat memakai ban kapten One Love sebagai sarana kampanye LGBTQ+. Sebagai informasi tambahan, FIFA melarang penggunaan berbagai simbol LGBT pada Piala Dunia 2022 atas permintaan dari tuan rumah, Qatar. Kontroversi seputar ban kapten One Love tidak hanya terjadi di kancah sepak bola, namun hal serupa juga terjadi di berbagai negara dengan kebijakan yang diskriminatif terhadap komunitas LGBTQ+. Dalam konteks ini, ban pelangi One Love memiliki nilai simbolik yang penting dalam gerakan inklusi LGBTQ+.